Jumat, 20 September 2013

Tegar



 11 Juni 2013 pukul 15:58


Kakak beradik yang belum mencapai tahapan remaja, apalagi dewasa. Dipilihkan untuk tinggal di istana suci oleh kedua orang tuanya. Entah dengan alasan apa.
Kategori adek yang masih tergolong balita, dan sang kakak yang masih berusia anak-anak.

Perasaan yang masih mudah bergejolak, dan mudah terbawa angin. Dimana usia-usia yang masih membutuhkan dekapan hangat dari kedua orang tuanya.

Ku lihat mereka berdua duduk di tepi tembok. Memandangi perlombaan pondok yang tengah beradu gaya di panggung dengan segala aksinya.

Sang adik  yang terbawa dalam lamunan atas tatapan tajamnya, membuat dirinya tak mau siapapun mengganggu fokusnya akan perlombaan yang berlangsung ramai .

Tak disangka. tangan jahil memegang tubuhnya,  dengan sentuhan menggoda dari wanita dewasa kepada balita itu.
Marah, jengkel, ingin memukul,   apa dayanya dia bukan siapa-siapa, dia hanya anak balita yang hanya mampu membalas dengan rengekan sendu kepada kakaknya. Tak kuasa ia membalas para penggoda itu, karna pasti dia tak dapat melawanna.
Rengekan, serta keluh kesah ia limpahkan kepada kakaknya, dengan diikuti linangn air mata yang melewati kelopak matanya.

Tak dapat berbuat apa-apa kepada sang adik, selain menariknya jauh lebih dekat padanya, dan mengusap butiran-butiran air mata yang berlinang .  Tangan mengusap pipi cabi milik sang adik, sebagai pengganti sesaaat dekapan hangat dari kedua orang tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...