Senin, 24 Februari 2014

PEng alur cerita



"KAu datang dan pergi oh begitu saja."

NGgakkk    bukan seperti itu, kau.  tapi kau cukup diam pada ruang yang sama,  dan melakukan sesuatu yang memang kau lakukan, itu sudah membuatku mau melakukan sesuatu. 

KAu kata kau dimana.  kurasa tiada sepengetahuanku letak nya....  hanya berkibar burung emprit, sudah membuat mu berjalan pada waktu ku dan di dunia itu.

seperti sebuah cerita sendiri, membuat cerita sendiri, dan ada orang lain yang ditokohkan berada pada dunia itu, dunia absurd yang bisa ditentukan sendiri alurnya.   "Ya inilah cerita dalam detik dunia nyata"  menanam sendiri, maka panen sendiri juga layu sendiri (juga di dunia itu)

"Bermain dalam pendaman", mengungkap sesuatu hanya lewat duga hingga pada ahirnya pun juga kan berduga jawaban atas duga

Maka ada pemahaman dalam duga. Sebuah terkaan, pada si tokoh yang menyelinap masuk dalam dunia orang.Dan tak dapat di sangka tiba-tiba sang tokoh malah mengacak-ngacak dunia yang ada.melukai seenaknya, mensayat pada batang-batang yang rentan hingga keluar darah yang tampil segar.

Mengusirnya dengan melemparinya batu, namun usahaku hanya kesia-siaan, kerena ia cukup gesit dan berpegang tali yang ada pada dunia itu, hingga sekarang ia masih sering mampir pada dunia itu.

Bagaimana bisa coba?, aku mencoba memasukkan tokoh itu dalam dunia, tapi meraipkannya malah semakin ia merasa berada.

Baiklah tetaplah di situ, tapi tolong jangan mengacak-ngacak lagi.

“kau datang dan pergi oh begitu saja” sekali lagi bukan.   Toh ternyata si tokoh tetap saja mengelantung di tali dunia itu dan belum melepaskannya.
 Pergi, adalah adanya pada waktu dunia itu.

"SUgguh aku peng alur cerita yang bodoh walau pendamannya membuat degup benci. Benci tuk meniggalkan dunia itu"......        "penokohan, dan penentu alur sendiri"

AKu rapopo.... "masih bermain"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...