"KAu datang dan pergi oh begitu saja."
NGgakkk bukan seperti
itu, kau. tapi kau cukup diam pada ruang
yang sama, dan melakukan sesuatu yang
memang kau lakukan, itu sudah membuatku mau melakukan sesuatu.
KAu kata kau dimana.
kurasa tiada sepengetahuanku letak nya.... hanya berkibar burung emprit, sudah membuat
mu berjalan pada waktu ku dan di dunia itu.
seperti sebuah cerita sendiri, membuat cerita sendiri, dan
ada orang lain yang ditokohkan berada pada dunia itu, dunia absurd yang bisa
ditentukan sendiri alurnya. "Ya
inilah cerita dalam detik dunia nyata"
menanam sendiri, maka panen sendiri juga layu sendiri (juga di dunia
itu)
"Bermain dalam pendaman", mengungkap sesuatu hanya lewat duga
hingga pada ahirnya pun juga kan berduga jawaban atas duga
Maka ada pemahaman dalam duga. Sebuah terkaan, pada si tokoh
yang menyelinap masuk dalam dunia orang.Dan tak dapat di sangka tiba-tiba sang
tokoh malah mengacak-ngacak dunia yang ada.melukai seenaknya, mensayat pada batang-batang yang rentan hingga keluar darah yang tampil segar.
Mengusirnya dengan melemparinya batu, namun usahaku hanya
kesia-siaan, kerena ia cukup gesit dan berpegang tali yang ada pada dunia itu,
hingga sekarang ia masih sering mampir pada dunia itu.
Bagaimana bisa coba?, aku mencoba memasukkan tokoh itu dalam
dunia, tapi meraipkannya malah semakin ia merasa berada.
Baiklah tetaplah di situ, tapi tolong jangan mengacak-ngacak
lagi.
“kau datang dan pergi oh begitu saja” sekali lagi bukan. Toh ternyata si tokoh tetap saja
mengelantung di tali dunia itu dan belum melepaskannya.
Pergi, adalah adanya pada waktu dunia itu.
"SUgguh aku peng alur cerita yang bodoh walau pendamannya membuat degup benci. Benci tuk meniggalkan dunia itu"...... "penokohan, dan penentu alur sendiri"
AKu rapopo.... "masih bermain"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar