Di sinipun ada cerita di sela-sela waktu menjelang bel
berbunyi bising layaknya kereta api mobil yang sering keliling pada hari saptu
sore. Ada sebercik situasi yang selalu menjadi kawan bagi kehidupan, waktu yang
berjalan, detik yang bergulir, senyum mereka, bingung mereka, tawa mereka untuk
bahagia dalam bingung.
Bicara kebahagian, terkadang bukan mencari sebuah situasi
meraihnya ,tapi menciptakan situasi dengan membuka mata, hati,fikiran, rasa
untuk meni’mati hal-hal yang terlupakan itu.
“Ya, aku mengingat detik ini. Hingga ku bermain bahagia
disana.”
Keanehan keadaan ini, tidak ditemukan di tempat lain. Karena
di lain tak kan mungkin menemukan sama dengan keadaan ini, waktu ini, detik
ini, pusing ini, senyum ini, dan malam ini.
Ingin sekali aku memandangi mereka satu persatu, melihat tingkah mereka yang sibuk pada
pekerjaan mereka menanti penantian. Namun hal itu tak dapat aku lakukan dalam
ruang lingkup ini. Kerana ada suatu keterbatasan dalam mengumbar pandangan. Dan
atas keterbatasannya inilah ,menjadi suatu hal yang uniq, “karena tidak bebas”.
Uniq tak selalu identik dengan bebas. Terkekang pun bisa
menadi bahasan uniq, tinggal sudut pandang itu bagaimana melihatnya, dan
bagaimana menguraikannya dengan lenggak-lenggok bahasanya.
Tapi, mataku tetap tak bisa menahannya. setidaknya
mencuri-curi pandang untuk mengambil momenta terjadi, padanya berhasil ku curi walau kurang berhasil
menggoreskannya dengan dentuman perawan cantik dalam bahasa ini.
Dan sebongkah kekacauan hati ,setidaknya dapat terobati oleh
keterbatasan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar