Senin, 06 Oktober 2014

":D"



Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari komat-kamit kata tak indah tuk didengar. Degup hatipun menselaraskan, ia jadi brutal, selaksa menendang dinding-dinding organ. Sekejam getaran kemarahan menyebar ke penjuru tubuh. Pun dapat dirasai getarnya hanya dengan merasakannya, tak perlu devinisi kata.
Seperti air yang tanpa sengaja jatuh di percikan api. Memadamkan kobarannya serta merta.
Saat mata tak sengaja menatap perangai manusia yang terdiam dalam pandangan, yang tak terdengar sebisik katapun meski ia berkata
Bola matanya pun tak jelas namun aku yakinkan dalam diriku itu dia.
Bukan hanya dia, tapi kerumunan manusia yang memandangi si sapi, yang mencincangnya. Mereka dan dia seperti air cahaya yang menerbitkan mentari dalam lubuk sang hati.
Begitu lirih, dan begitu berguna hingga sang sukma pun menjadi tersenyum karnanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...