Perangai sandiwara bergejolak di antara senyuman palsu pada
anyaman lesung bibir. Bertabrakan dengan akar rasa yang mudah tak mengertinya.
Mencoba menglogikanya, membahasakannya hanya terucap kata terbata.
Sampai kapan harus menuai kebekuan?
Atau sedang menunggu kebencian untuk mencaci maki?
Menunggu kepasrahan untuk tidak terucap lagi?
Kobaran kata dan ilusi berkutat sinis di mendiang kepala.
Rakusnya imajinasi membawa khayal pada satu panorama yang terulang walau dengan
waktu berbeda.
Kata yang sama. Hanya saja sedang kebingungan dalam
jawabnya.
Imajinasi yang tercipta adalah mencoba mencari jawabnya.
Realialitanya terwujud dalam “sekali lagi”, kebingun kata.
Apa yang ku jawab?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar