Aku jadi bingung mau menuang apa. Seperti nya kering
kerontang menghisap air dermawan kata yang akan menjelma kalimat-kalimat kata.
Sedari hari-hari ku terbuai oleh kesedihan manja.
Ratapan-ratapan sinis saling berpacu menggugurkan semangat
dalam laju hidup
Semat ngeri bertuturan untuk mentakut-takuti. Tak ku dengar
ternyata tetap ku dengar. Tak ku hiraukan ternyata aku terlalu memaksa untuk
memperhatikan.
Sadarku akan gejolak sedih itu memporak-porandakan seluruh
jiwaku.
Ketenggelamannya membuatku mati rasa, mati sadar, dan jatuh
pada titik hampa.
Keresahan acapkali menewaskan senyum yang bisa melayang
untuk semesta.
“Bila kematian baik untuk ku, maka matikanlah aku, namun
bila kehidupan itu jauh lebih baik untuk ku maka hidupkanlah aku dan kuatkanlah
jiwa rapuh ini”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar