Senin, 24 Februari 2014

Si, padi petani



Aku lihat padi-padi itu di manja. Hingga tumbuh besar dengan pesona hijau dedaunannya. Tegak berdirinya semakin merunduk selaras tumbuh dirinya.

Aku lihat mereka yang membelai si padi. Setiap mereka pada punggunya merangkul warni-warni beban yang membukukkan punggung mereka. Mungkin saja , setiap hari dan setiap pagi, siang dan sore, menjaga padi-padi itu untuk memenuhi kebutuhan mereka.  Walau jerih payahnya hanya kan terbayar tak jauh melambung tinggi, tapi mereka tetap memilih pekerjaan mulian ini, dengan langkah halal sebagai jalannya.

Bukan seperti mereka yang di gedung-gedung menjulang langit. Bersandiwara menyongsong rakyat pada sejahtra, yang ternyata megauli uang dengan cepat kilat nan bertumpuk-tumpuk dengan jalan tidak manusiawi.

Sore ini ku terjang sayu warna nya. Warna kelabu pada semburat warna-warni cakrawala. Bila ku titiskan pada mataku sekelebat rasa beban pada para pak tua petani, dada yang berdegup benci dan suka menaungkan satu nama yang hanya kilasan rasa, aku jadi melena. Dilenakan pada punggung-punggung derita.

Padanya pasti sungguh berat.

Padanya mungkin mengkelabat banyak sukur, karena tempuhannya jalan baik

Padanya aku ingin lebih banyak merasa arti derita, beban yang di pikul setiap manusia. Mungkin dengan begitu, lantai kotorpun aku terka, biar ku bersihkan daripada ibu yang sudah lama mengasuh dan merawatku. Sendal bapakku aku sadari, agar pernah hilangnya di gosop orang lalu kembali ,biarkan tak terulang lagi. Mbak ku yang mencatolkan wajah masamnya kepadaku biar ku mengerti bahwa pasti ada yang di sembunyikan dalam jiwanya, yang sungguh penat hingga terlukis pada wajah lugunya saat ia menatapku.

Semoga semua pengertian menjadi pemahaman yang turut membacai tiap langkah ku dalam menempuh pertapakan yang di umpat dari kehidupan ini ,untuk di terka sekala demi sekala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...