Minggu, 22 September 2013
Senyumnya adalah detik
Matanya lebam. Lekukan wajahnya tersirat letih. Auranya terhias kesedihan.
Ia duduk bersandar dipan didepan rumahnya. Terpantau manusia-manusia yang tengah lewat dihadapan dirinya. Aku berjalan menghampiri pinggir teras dekat ia duduk.
Sesaat aku terkejut melihat dirinya berada disitu. Aku kira ia sedang pergi. Pergi kesuatu tempat yang sedang diuji peliknya kehidupan.
Wajahnya menatapku, dan ia tersenyum padaku. Senyum dengan segala beban yang dipikulnya, ia tuaikan lewat senyum paling tulus yang pernah aku sadari.
Apa itu lebam mata, apa itu keletihan, dan apa itu beban seolah ia sirnakan lewat senyuman yang sesaat ini. "Ini senyum yang indah lagi tulus".
Dan aku membalasnya, dengan senyuman merdeka. Senyuman yang tak terkurung apa itu keterpaksaan.
Walau ini sekejap, walau senyumannya dapat terhitung dengan detik, aku merindukan senyumannya.
Tersenyum yang setulus-tulusnya, ketika aku mensadarinya.
Dan ini pembelajaran untuk ku, agar lebih peka pada setiap aliran senyum "APA ITU KETULUSAN"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
senang bertengkar denganmu
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari koma...
-
Terlalu sayang juga berbahaya (keluarga, anak, kekasih, sahabat), bisa buta pada keadilan. "Apa karena terlalu sayang, mau melumpuhka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar