Jumat, 27 September 2013

Andai aku lelaki

Jika sekedar putihnya kulit, cantiknya wajah,berlekuk indah pada tubuh sebagai tolak ukurku. "maka aku hanya merugiku. karna hanya berkalung pada kesenangan mataku. bahawa Tuhan kutinggalkan DAri proitas utamaku, demi mencari merah muda bibir yang membuat pandanganku pilu lagi terenga-nga.

Dan bukan berarti putih, cantik , ideal tubuhnya bukan seorang wanita yang pantas untuk dicintai. NAmun setidaknya, rupawan dirinya, hanya tersembunyi pada baju tebalnya, kala berjalan pada kerumunan orang-orang. kerana umbaran gabar kesempurnaanya bukan untuk disantap ria pada para lelaki.
Tapi menawannya dirimu hanya untuk aku seorang, Andai Tuhan berketetapan aku dan dirimu adalah satu.

Seringkali aku pilih kasih.

Melihat wanita yang berjalan dengan berpilih-pilih. Yang kunilai awal kali, adalah postur tubuhnya, lalu wajahnya, kemudia putihnya. Kala yang berjalan sesuai tabel yang kubuat, maka sedikitpun mataku tak ingin beraling dari wajah sendu nya. Namun bila ia bertentangan dengan yang kutanam dalam menset ku. maka cepat-cepat kuberpaling, atau melihatnya sebagai angin yang lewat saja, tanpa berarti apa-apa.

Aku jahat, aku curang. ternyata cintaku memelih-milih. Bukan hatinya kucari tapi luar yang aku segani.

DAn aku salah, tak seharusnya aku lakukan itu. Dua kesalahan selama aku duduk di kursi taman kampusku, membaca buku, sembari mata pencilaan kala lewat seorang "hay wanita".
Andai "Hay wanita" masuk krteria, setelah kupandangi, besok akan aku tunggu kembali, untuk memandanginya kembali, hingga ku ajak berkenalan, dan duduk berhadapan dengannya lalu menyatakan cinta ku padanya.
Andai si "hay wanita" gedut, tak rupawan namun putih. Aku liric dia, aku mengoreksi dirnya, masukkah datar. Dan pada ahirnya Ahhh.... lewat sajalah dirimu bagai semilir hambar yang terlupakan.

Apa itu penghormatan bagi seorang wanita?, tanya diriku padaku.

Seharusnya "Hay wanita" manapun, yang melewatiku tak perlu kupandangi. Bahkan sebaikknya menundukkan pandanganku , dan boleh jadi sekedar menyapa kalau memang itu perlu. Sebagai rasa menjujung tinggi kehormatan bagi dirinya. Bukan malah, menilainya yang seharusnya tak perlu kunilai.

Andai aku diperintah untuk memilih si "hay wanita" seperti apakah. Aku hanya dapat berkata "aku berlindung kepada-MU Gusti dari memilih yang memihak, bahwasannya mohon diriku kepada Engkau pillihkan untukku saja, dengan segala yang tercamtum pada Kalam-MU sebagi kriteria ku. Dan ajari aku ihklas dan menerimanya dengan lapang hati.

Biar tabel yang kubuat, kucabik isinya. BIar agin yang lewat aku kan hargai dengan merunduk atau sekedar menyapa. Dan tidak membandingkan satu dari yang lainnya, karna memang pada nyatanya Engkau menciptakan sang "hawa" berbeda-beda bentuk, rupa, dan  warnanya. Dan semua nya aku pasrahkan pada-Mu siapa muslimah itu, serta jadikan Tuhanku dan Tuhannya adalah sama . Dan semoga muslimah yang Engkau tetapkan untukku , adalah seorang wanita yang dapat menemani dan menjagaku dari pedihnya setuhan api neraka, hingga suatu hari nanti mampu melewati jembapan sempit lagi tajam, dengan selamat.

Manakala  Engkau perkenankan  hamba memasuki pintu surgaMu, aku ingin melihatnya  juga berada disana.

Lalu saat di rumah kembali kami, aku ingin bersama dengannya dan berkata "ini yang dijanjikan Tuhan dahulu. DAn telah disempurnakan ni'mat-Nya bagi hamba-hamba-Nya. Dan terima kasih kamu mau menjadi istri sholehah untukku kala di dunia, yang bernaung segala kerakusan,  ketakutan dan kehampaan lagi kepedihan. sedang engkau datang menjadi perhiasan paling indah diantara yang lain dengan kepiawaian mu  membawa ketenangan dan kebahagian, kala aku jengah dan sungkan dengan hirup-pikuknya kehidupan. "Hay wanita sholehah. Aku Besukur kepada Tuhan. karna-Nya DIa pilihkan untukku, Kamu. Ya insiyatulhaura (bidari-bidari surga). Aku mencintaimu karna Allah"





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...