Minggu, 29 September 2013

Kepedulian bagi “nurani yang bingung”



23-september-2013



Sudah lagi tak terelakkan. Negara indonesia adalah negara paling kaya akan sumber daya alamnya. Namun juga bisa dikatakan, negara yang krisis akan moral. Dari lingkungan yang kumuh, atau berserakan sampah bukan pada tempatnya, menandakan pendidikan moral tak benar-benar merasuk dalam hati, sebagian besar.

Bukan lingkungan atau alam yang akan dibahas dalam ide kali ini, melainkan tentang semarak berdirinya tempat-tempat untuk melacur, juga ketertarikan para insan-insanya, semakin bertambah.
Bukan hanya bagi kalangan orang-orang dewasa saja, melainkan remaja dibawah umur telah mencicipi pekerjaan yang membutakan kehidupan bagi masa depan ini. Di sebabkan oleh perbedaaan masing-masing orangannya. Tergantung keadaan, lingkungan, pengalaman, ekonomi, kemalasan, kecelakaan, tidak punya pilihan lain, keputus asaan.

Orang yang memilih jalan ini pastilah memiliki suatu keadaan yang melatar belakanginya.  Dan bisa jadi, dikarenakan tarif yang diajukan begitu besar sehingga jalan ini memang diinginkan. Atau bisa jadi mereka yang memilih jalan ini, sangat ingin dan membutuhkan bantuan dari orang lain agar dapat meninggalkan jalan ini. Karena mungkin merasa semua jalan telah buntu, serta menanggung malu. Mereka membutuhkan orang lain untuk membantunya.

Sungguh bingung bagaimana caranya menanggulangi porak-porandanya  ini. Karena hal ini memang tidak mudahl. Apalagi dilihat dari peminatnya yang semakin meningkat.

Saran untuk menanggulangi yaitu dengan“KEPEDULIAN”. Entah ini kan berhasil atau tidak, aku tidak bisa menjaminnya.  Karena yang paling penting adalah bagaimana dalam diri kita tumbuh, dan selalu terbangun dalam jiwa kita sikap kepeduliaan kepada sesama.
Mungkin bisa dimulai dari hal-hal yang kecil dan sepele. Seperti halnya membuang sampah pada tempatnya, menyapa orang sebagai bentuk penghargaan, dan membantu orang lain dalam kesulitan (seperti halnya menyikirkan duri dari jalan agar para pejalan tidak menginjaknya).

“Mungkin dengan terbiasanya peduli, setiap orang kan terbuka hatinya untuk bersimpati dan membantu satu pelacur yang membutuhkan untuk dibantu. “Walau hanya, satu orang satu pelacur saja” . itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...