Rabu, 02 Oktober 2013

AKu bayi


























Aku bayi. Yang masih merengek, ketakutan minta selimut pada Tuhan. Karena dingin dan bekunya kehidupan sering membuat tubuh ini terbalut keletihan dan ketakutan.

Ketika aku keluar dari rahim ibuku. Kusambut hadirnya dunia ini dengan butiran air mata. Tangan mengempal kuat, dan tangisan begitu menghujat, hingga mengisi seluruh isi ruangan persalinan.

Bukannya senyum manis yang ku tuang, tapi rabaan merintih yang kupanjatkan. Dan berapa kali, munkin ibuku tersenyum untukku, sedang aku hanya bersimpuh meraung  kegelisahan.

Hidup yang bertemakan roda berputar. Semuanya bisa jadi, adanya. Melekik dibawah namun dengan kebahagiaan atau menjulang di tebing pucuk, hanya berkisaran keresahan sebab hanya harta dan hutang yang difikirkan. Atau berada di bawah membawa sengsara, atau berada diatas menjutai bahagia. Semua itu, bisa jadi.
Dan beratnya hidup tak hanya satu orang yang kan dapat merasakan, melainkan semua kan terjamahi di setiap kulit-kulit ari manusia. Siapapun tak terkecuali. Biar roda berutar.

Selimuti . mohon selimuti. Bantu hamba.

Peranakan ketakutan semakin hari semakin luas dan banyak bentuknya. Manakala aku terjerat pada  gorong-gorong dijalan, aku pasti takut, dapat kah kembali dengan jiwa raga sehat. Karna pasti ada luka, dan memar walau kecil parasnya.

Andai sebelum bayi ini, terlahirkan. Aku Engkau beri pilihan. Memilih tuk mengembannya, atau menyererahkan pada orang lain. Maka kukan memilih, biar yang lain saja, karna aku takut, kalo-kalo  aku sampai bertingkah layaknya seorang pendurha pada Tuhannya.

Tapi itu hanya perandaian. Realitanya, EngKau berkeputusan untuk aku mengembannya.
Perjanjian antara hamba dan Tuhannya digelar. Pengakuan sang manusia bahwa Dia, adalah Tuhan semesta alam dan siap menjalani perintah serta menjauhi larangan.

Oekkkkkkkk

Aku lahir…  aku ketakutan. Beban yang kupikul lebih berat dari beratnya gunung paling tinggi, dikarnakan ia saja takut dan bersimpuh undur diri, dari menjalankan perjanjian ini.

Lalu aku????

Komitmen yang begitu berat. Maka mohon bantu aku. Jagalahlah dari mendurhakai-MU . waqdur liyal khoiro khaitsu kana tsumma roddhini bih. Dan selimuti hamba dengan naungan cinta-MU
Bantulah bayi ini….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...