Minggu, 13 Oktober 2013

AKu mencitai nya







Gadis hadrotul maut. Tak  tampak gurat wajahmu dalam hitungan detik waktu untukku, tapi kau lewati ku dalam satu kejap dan beberapa menit saja. Dan telah menilaskan beberapa perasaan yang tak dapat dibendung.

 Bila aku kiaskan. Engkau bagaikan permata yang berkilau,  yang kilauanmu engkau tuju demi-Nya. Kau tertawari sekarung emaspun niscaya kau kan berpaling dari hal itu, karna itu bukan suatu keindahan melainkan hanya “menyakiti hati” bila engkau memilih menerimanya.

Bila kau tertawari bertemu dan melihat-Nya. Air matamu berlinang, hingga beberapa hari kau habiskan  menangis rindu akan-Nya.

Gadis hadratul maut. Kini kau telah kembali. Kini kau telah bebas, dari penjara kehidupan ini. Penjara yang siap mengubur hidup manusia dalam keinginannya yang buta, hingga keindahan kan tertutupi, layaknya bintang bertebaran dilangit yang tertutupi gemerlapnya lampu kota.

Kau keluar dari penjara. kau pergi bersama kerinduanmu. Kau pergi bersama sahabat sejati, adalah dirimu yang taat.

Wahai permata yang telah tiada kehadirannya. Semerbak wangimu tercium walau hanya lewat kata yang terlampir sekejap. Namun engkau telah memberi warna tersendiri dalam hidupku.

 Aku mencintaimu bukan layaknya adam dan hawa saling bercinta. Tapi aku mencintaimu karna kecintaan mu sama dengan kecintaan harapanku. Kehidupanmu adalah kehidupan yang aku cintai “penghabisan waktu untuk Tuhan”.

Bila tangis belum dapat menenggelamkan ku Bukan berarti aku tak mengharapkan bertemu.

Bila hati belum sedekat para pencinta. Tapi cinta itu, selalu ku damba.

Bila bagian diriku tersentuh getaran energi tabu pandangan hidupku dulu, maka mohonku pada-Mu semoga tak membuatku kehilangan jernih jiwa ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...