Sabtu, 19 Oktober 2013

Aku "TIADA"


"Terima kasihhh........ untuk siapa saja"

Di dunia. Andai sepi dari kata dan suara. senyap sepi yang kan ada. Tapi dibalik sepinya ada beragam hal yang disembunyikan dalam kesunyian itu.
BIsa jadi beban yang berat yang di topang pada bahunya.
BIsa jadi keceriaan. Gelak tawa. kebencian. Siasat.

Bayangkan. Sepi itu, semua yang tak berupa dan tak bersuara dari para manusia, berbicara. Terdengar riuhnya. Beban berat berteriak-triak dan berbicara perihal sebab terjadinya. Kecerian menceritakan latar yang membelakanginya.
DAn sedih berbicara... lawat puisi indahnya. DAn cinta mengumbarkan bahasa subjectifitasnya. hahaha

namun ada manusia satu saja..... yang dalam dirinya tak bersuara.
yaitu ia yang terlelap dalam kekosongannya. Ia bagai hilang....   mati rasa...tiada suara

Dan semuanya membulinya.
"dimana dirimu?.....  kau tak punya? hahaha

Lalu datang sibijak dan menghentikan gelak tawa pada kermunan-kerumunan itu.

"Egois, sombong. Kalian fikir kalian jauh hebat darinya. Karna merasa dirinya berada.

Coba perhatikan dia

Maka engkau saksikan ia, berada pada kekosongannya. Berada pada pucuk kepasrahan. Karna ia mengerti semuanya hanyalah ketiadaan.
 Andai kata dunia tak tercipta maka semua tak ada. Lalu ia tahu. Hanya satu lagi tak terbagi yang ada walau adanya tak beruang, tak berwaktu, hingga simanusia itu hilang akan dirinya sendiri.

Lantas si manusia yang kosong, kembali ke dunia nyatanya.Dan mulai terdegar riuh dalam dirinya.

Semua terdiam semua, terlamun pada orang itu. Karna gemerlap wajahnya terlumuri pucat. Riuh dalam dirinya hanya berkumandang satu kata yang terus terulang.

Lalu ia berbicara.

"Kalian. apa kalian pernah merasakan. BAgaiman tak ada ruang? bagaimana tak ada warna?. juga tak ada rasa dan tak ada suara?.  apa kalian tahu hambar?. itu masih bisa berasa walau hanya pahit, atau ketidak pengertian yang terasa.?

DIsini, kau, kalian hilang. Dinisi kau, kalian tiada. Disini bukan hambar dan ketidak pengertian tapi kau benar-benar tidak ada. Dan ini sering kali kita rasakan dan terus berulang sepanjang waktu yang terberikan, masing masing dari kita.
Itu pengambaran bahwa kita sebenarnya hanyalah seongok ketiadaan.
kalian tahu itu dimana?

"TIdak"  wajah-wajah mereka yang menjawabnya.

"TIdur dan tidak bermimpilah. Mungkin itu rasanya tiada"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...