Jumat, 14 Maret 2014

CErita



Malam senin-19-februari-2011

-Orang mu’min : sebelum orang mu’min meninggal, dia melihat tempat kembalinya yaitu surga. “ jadi jika kam melihat surga berarti kamu akan mati”

-Orang yang beriman dan beramal shaleh, dia akan masuk surga.
-dimanapun kalian berada kematian akan menemui, menyapa kalian walau kalian dibalik pintu yang terbuat dari baja atau sesuatu yang sangat kuat.
   
 Orang yang dapat menolak kematian hanya ada dua orang:
               -1  Nabi Muhammad : ketika isroil menyapanya, nabi Muhammad menolakdengan alasan , rosululloh terus berkata: “umat ku, umat ku, umat ku
               -2 Nabi Sulaiman

-Pembantu:
          Jika kamu membayar pembantu maka pembantu mau membantumu.

-Kaya :   tidak perlu mengharapkan kaya. Jika mendapat musibah bersabarlah.

-MISKIN :  miskin yang baik terbagi menjadi 3 bagian
        -Miskin dan sabar : tidak mengeluhkan miskin, sampai orang-orang tidak mengetahui bahwa dia miskin.
       -Miskin dan syukur : dia gembira atas kemiskinannya. Jika ada uang datang dia sedih.

      -Miskin syukur dan sabar : tidak ada yang tahu kalau dia miskin, saking gembiranya orang mengira dia kaya. Sedekah terus. Ketika orang sedekah terus orang lain akan mengira dia itu orang yang kaya.

- Faqir masih mending, dibandingkan denga miskin. Pertaruhan seoran miskin, adalah dia dekat dengan kekufuran. Tapi kalo dia bisa bertahan, dia akan mendapat surga yang jaraknya lebih awal seribu tahun dari orang kaya.

-Menginginkan kaya sama saja menginginkan surga paling ahir.

-Menghapus : semua orang yang beriman, semuanya sudah ada catatan di surga. Akan tetapi kita yang menghapus nama kita sendiri dari daftar catatan itu.
          -  Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan.
          -  Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kemunafikan.
Munafiq : syirik, zina, membunuh

-Do’a :  jangan mendo’akan orang kafir, musrik setelah mereka mati.
Tafsir depag:  Nabi Ibrahim berdo’a untuk ayahnya itu adalah karena ia pernah   
Menjanjikan ke ayahnya untuk mendo’akannya dengan harapan agar Allah swt. Memberikan taufiq kepadanya untuk beriman. Dia berdo’a hanya sekedar memenuhi janji.  “ Dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.”
                                                                                                            (An Najm :37 )
       
Kemudian nabi Ibrahim telah mengetahui nyata bahwa ayahnya benar-benar memusuhi Allah dan mati  dalam kemusrikan. Maka Ibrahim tidak lagi mendo’akan ayahnya itu setelah ayahnya mati.
   Nabi Ibrahim mendo’akan ayahnya itu adalah di kala ayahnya masih hidup dengan harapan semoga ayahnya mendapat hidayah dan taufiq dari Allah dan meninggkalkan kemusrikan, dan bertobat kepada Allah, do’a semacam ini tidaklah terlarang.



                                                      
                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...