Si kupu terbang terbang berkelabat menaiki pangkas-pangkas
atom kecil melewati hydrogen dan kawanannya yang tak terlihat. Sayap munyilnya
berwarna hitam bercorak warna lain, ia kepakkan di angkasa selaksa tanpa beban.
Ia terbang, berlenggak-lenggok dengan ringan menyusuri pohon-pohon rindang .
Mata ku tak mau naïf untuk hal satu ini. Karena aku merasa
menjadinya saat tatapan ku terpana padanya. Latas sepertinya aku rasakan
tubuh-tubuhnya yang bergerak mengarungi samudra kehidupan.
Sekejap aku melupakan kawan-kawan ku yang duduk bersanding
dengan ku, bercerita akan kisah-kisah manusia. Entah mengapa, rasanya bebas
sekali merasa menjadinya walau hanya sekelebat ia terbang di hadapan…..
Oh….. menyenangkan
sekali….. terbang tanpa beban.
Tubuhku ringan, dibawa angin pun aku tetap bisa mensetirnya,
kemanapun arah yang kumau. Mau pake gas pol, gas rendah gas sedang bisa, sesuai
kebutuhan yang ada. Dan gas kali ini adalah belaian. Membelah halus raungan
semilir angin di bawah terik matahari yang semakin hilang di telan mendung.
Belaiku akan hidup ini serasa ringan pada pundakku, karena
aku bisa megangkat tumbuhku ke angkasa lalu menelusuri suri kehidupan.
Mengamati manusia-manusia yang sedang menanggung beban di pundaknya yang tak
kasat mata. Karena yang tampak adalah guratan tegas pada wajah yang
mensembunyikan derita pada kedalaman jiwanya.
Oh, aku kembali, menjadi aku, dan ku terseyum melambai pada
kawanku. Aku senang kalian berada di sini, menemani detik ini, sebuah
detik yang menjadi saksi atas cerita di hati
ini, yang tak tersirat pada dunia, hanya kan tampak lewat rasa, dan video sukma
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar