Ada dua wajah yang di hadapkan, ceria dan sendu.
Entah mengapa aku asik dengan si sendu. Walau tatapannya boring, bicara sunyi,
tapi mata dan lekukan pada wajahnya seolah mencerminkan cerita akan dirinya.
sebuah kesedihan. Kehampaan. keresahan kekhawatiran sedang
menusuk-nusuk pada hidupnya. Pada suatu kala aku pergoki ia menangis saat ia
berjalan di dekat rumah ku juga saat ia di kamar mandi yang suara tangisnya
terdengar.
maka aku tanyai saat benar-benar jelas ia dihadapanku
"ADa apa?"
hanya menggeleng kepala sebagai bahasa "aku tidak
apa-apa"
Ada apa dan ada apa?
Mengapa ia tiba-tiba berubah. dulu ia periang, tawanya
membiarkan waktu berjalan dengan keceriaan dalam dirinya. meski kadangkala ia
hanya hadapkan wajah datar tapi wajah itu masih bisa di lukis pelangi dan
aorora.
Tapi sekarang.....
kau si sendu. yang menenggelamkan kedataran yang bisa memberi kesempatan
di lukis, telah memberi corak lain di wajahmu. Corak kesedihan,
ketersembunyian. KErapuhan serigkali melemahkanmu, kekhawatiran mencokel tawamu…..
Ada apa?
“Ayo cari jalan. Untuk keluar dari isapan ketidak jelasan
itu. Wahai sang sendu, matahari tak pernah sedih meski tenggelam, dan tahu
bagaimana terbit kembali…. Maka apa kau
akan terus tenggelam di saat kau seharusnya bisa terbit?”
Terbitlah dirimu untuk dirimu, dan biarkan menjelma menjadi suatu kesadaran bahwa tenggelam
bukan suatu ketakutan, melainkan, ia pun juga mempesona.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar