Minggu, 16 Maret 2014

Hay sendu.



 Ada dua wajah yang di hadapkan, ceria dan sendu. Entah mengapa aku asik dengan si sendu. Walau tatapannya boring, bicara sunyi, tapi mata dan lekukan pada wajahnya seolah mencerminkan cerita akan dirinya.
sebuah kesedihan. Kehampaan. keresahan kekhawatiran sedang menusuk-nusuk pada hidupnya. Pada suatu kala aku pergoki ia menangis saat ia berjalan di dekat rumah ku juga saat ia di kamar mandi yang suara tangisnya terdengar.

maka aku tanyai saat benar-benar jelas ia dihadapanku "ADa apa?"
hanya menggeleng kepala sebagai bahasa "aku tidak apa-apa"

Ada apa dan ada apa?

Mengapa ia tiba-tiba berubah. dulu ia periang, tawanya membiarkan waktu berjalan dengan keceriaan dalam dirinya. meski kadangkala ia hanya hadapkan wajah datar tapi wajah itu masih bisa di lukis pelangi dan aorora.

Tapi sekarang.....   kau si sendu. yang menenggelamkan kedataran yang bisa memberi kesempatan di lukis, telah memberi corak lain di wajahmu. Corak kesedihan, ketersembunyian. KErapuhan serigkali melemahkanmu, kekhawatiran mencokel tawamu…..

Ada apa?

“Ayo cari jalan. Untuk keluar dari isapan ketidak jelasan itu. Wahai sang sendu, matahari tak pernah sedih meski tenggelam, dan tahu bagaimana terbit kembali….  Maka apa kau akan terus tenggelam di saat kau seharusnya bisa terbit?”

Terbitlah dirimu untuk dirimu, dan biarkan menjelma menjadi suatu kesadaran bahwa tenggelam bukan suatu ketakutan, melainkan, ia pun juga  mempesona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...