Rabu, 12 Maret 2014

Banjir



 Coba ihat kondisi alam yang tenang dan damai.  Dan coba lebih perhatikan apa yang kan terjadi 10 tahun atau 20 tahun terhadapaalam ini. Lihati manusianya sedang melakukan apa. Jika tangan-tangan mereka meludah hingga sedikit –demi sedikit  bertumpuk-tumpuk sumber dari malapetaka, maka cari payung sebelum semuanya benar-benar terjadi dan hanya seongok penyesalan.

Tapi, kini bumi Indonesia, kedinginan. Air-air menggenang di mana-mana, bahkan tempat yang sebelumnya tak akan terduga terjamahi kudapan air. Kini telah sampai di kaki-kaki mereka

Aku tak berfikir. Tapi sekarang aku terfikir dahulu

Andai aku melihatnya untuk sekarang

Maka alangkah baiknya, aku rancang sebuah tatanan baru, tanpa bergantung pada kuasa pemerintah

 Tapi manusia akan terfikirkan, ketika mereka telah di datangi, yang hanya menjadi ancaman tempo lalu

Mereka basah kuyup. Ada yang sampai kepalanya tenggelam dalam ukurannya, ada yang hanya membelai sampai lutut saja

Tapi aku malu….   Karena aku hanya menulis, tanpa bergerak ke tanah kejadian.

Bagaimana kita melindungi tanah kita dari petaka yang akan datang, kalau tak mencoba menerka petaka apa yang terjadi, dan menyiapkan penanggulangannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...