-
Keyakinan mngkin dari pengetahuan yang diyakini.
-
Memahami al Qur’an 30 jus. Dengan begitu akan
terbentuk aqidahnya
Pak ustatz
bercerita : mas anwar (sahabat beliau) berkata : “ kelak yang membuat kita
selamat.
ذَلِك الْكِتَاب لَا
رَيْب هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Mim : (aqidah) sebagai ikatan
Ta’
: kehidupan terasa lapang jikalau menjujung tinggi Allah dan Rosululloh.
Qo
: hampir mirip mim, ditambah harus paham dengan Allah dan Rosulnya.
Ya’
: Dunia terasa sempit jika untuk memikirkan dunia saja. Halam dan haram
( dua titik)
Nun
: Titik sebagai Allah dan
wadahnya adalah makhluq yang tunduk.
-Hidup seimbang. Logika dunia + logika ahirat ( Tuhan,
aqidah ).
Orang tua
“ Nanti
ada suatu ketika dimana orang tua kita seperti anak kecil. Ada seorang tua yang dia mengeluh, dan kecewa. Orang itu
berkata “ kenapa ya? Aku ini selalu salah. Mau kerja dimarahi, mau minta uang
dimarahi, mau belanja dimarahi.”
Kembali ke ustatz.
“ aku takut jika suatu hari aku seperti
itu, (marah-marah pada orang tua) dan jika aku disuruh memilih. Ibu
meninggal sekarang atau nanti ….duenggg..
Sang ustatz pun berpesan : “ Orang tua harus dipatuhi selagi masih
pada garis Allah dan rosulnya. Dan jika sudah bertentangan dengan Allah dan
Rosulnya, kita harus menolak, akan tetapi harus tetap menjaga haq yang dimiliki
orang tua. Harus menghormati walau kita tidak akan mengikuti perintahnya. Dan
bahkan apabila mereka ( orang tua) shirik kepada Alloh dan Rosul, anak tidak
punya haq untuk membantah. Jika tidak setuju cukup diam. Jika di suruh bicara, ya bicara, namun dengan
baik. Apapun yang dilakukan oleh orang
tua kita, apapun itu, bahkan sangat berbahaya sekalipun, kita tetap tidak boleh
membantah.
Maksudnya
membantah adalah, tidak marah-marah atas orang tua kita. Tapi tidak melakukan
hal yang di suruh , seperti misalnya, disuruh untuk mencuri, atau sebangsa yang
buruk-buruk
“ ini pesan untuk kalian yang nanti
jikalau punya anak”.
Murid pun bersorak dengan ramai. “ ustatz kie, kok
senengane we… ngomongke anak. (ustatz kok sukanya, ngomongin anak)
Pak ustatz berkata “ lo, kita ini tidak terasa lo,
tiba-tiba kita sudah punya anak, tiba- tiba kita sudah mati. Dunia itu cepat
sekali.
Kemudian sang
Ustatz berpesan : “ jika kita kaya, kita harus mengkondisikan anak kita
mengetahui bahwa kita miskin. Agar mereka tidak sombong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar