Jumat, 08 Agustus 2014

Rindu

Terpental bisu. Menatap bosan. Suhu dimana suhu?, kota dimana kota?. Sungguh malasku menghirau karena kulupakannya bersama waktu dengan gulir.

Terjerembab satu rasa yang membuatku bungkam begitu gencar pesakitnya. Rantai belenggu dalam arti keperihan selalu siap menggesek-gesek belati nya dalam degup.

Itukah merindu?. Dalam satu nada aku kepayahan meradangnya, dalam satu yang lain aku membosan pada pada waktu pada fenomena yang sedang kutemui.

 "Dalamku tak sesunyi tatapanku . Karena Pertumpahan darah  sedang berapi di dalamnya."

Yang berasa perihnya, sambil kebosanan menatap.
"Cabikan lembut yang mematikan suasana, bahwa aku tenggelam dalam rindunya"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...