Terkadang ucapku mencipta kekakuan, mencipta keheningan, kedinginan. Keramaian tiba-tiba bungkam sekejap bila nadaku berucap, hingga terdiam bisu terkadang menjadi sandaranku untuk waktu-waktu yang tertepatkan.
Ramai, pertanda ada kehidupan. "Saling tertawa, mencaci untuk tertawa atas nama canda, cerewet, memberi letupan kata yang meletuskan suara riang selaksa mercon kembang api yang dilutut sumbunya akan membakar lalu menjelma menjadi suara dan warna yang indah menghiasi malam kelam.
ku lihat canda makian itu menjadi "Kasih sayang" yang menghidupkan ketegasan hening yang sering kali terpcipta.
TErkadang, terlalu bersalah menegaskan keheningan pada kasih sayang ini.
karena pada suatu sisi, aku memilih ber "kasih sayang" dalam alirannya bila nadaku bisa mencair pada "kasih sayangnya".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
senang bertengkar denganmu
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari koma...
-
Terlalu sayang juga berbahaya (keluarga, anak, kekasih, sahabat), bisa buta pada keadilan. "Apa karena terlalu sayang, mau melumpuhka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar