Untuk kesekian kalinya aku mencuri waktu dari selayang
pandang ibuku. Sambil berbisik lirih dalam getaran jiwaku “Hay alam, sebentar
lagi aku akan menjemputmu untuk kepada tujuku”
merebahkan hati di belaian udara. Segerombol burung
bertebangan di angkasa raya.
Si matahari sudah akan menenggelamkan dirinya tanpa mencoba
mematikan dirinya walau sinarannya tertelan malam untuk beberapa jam.
Senja seringkali memberi cerita tentang petak umpetku dangan
sang bunda.
Perbedaan dalam beberapa hal membuatku harus menghargai
walau tetap berpegang pada pilihanku.
Senja, hari ini kau menang lagi. Kau memberi cerita untuk
kesekian kalinya. Dan wajahmu untuk hari
ini sungguh sangat cantik dan tampan sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar