Kamis, 07 Agustus 2014

Perempuan



Mataku berhadapan dengan bola-bola mata perempuan.
Sambil berbisik lirih suara dalam diriku bahwa “banyak kasih sayang dalam dirinya”
Seribu beban atau lebih tertindih sambil matanya tersenyum ceria, seolah itu “hal yang ringan”
Mata itu diikuti senyuman bibir halus tapi dermawan. Tidak kaya juga miskin namun sederhana.
Sungguh manis sekali, tiap-tiap beban yang dipikulnya. Ia kemas serapi mungkin dalam senyum sederhana agar orang mengerti bahwa “ Aku tidak apa-apa”
Teriak perih dan beratnya beban di pundaknya tak perlu di dengar orang lain.  Seolah menjadi kata senyum-senyum yang ia berikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...