Minggu, 27 April 2014

Oh apa?

Apalagi yang kukatakan. Sepertinya kini kata sedangmembuntu. Kata yang ku kata nafas, kini lebih tepatnya disebut sesak. Karena tak ada kata yang tercekat di leher hingga tak perlu berusaha untuk mengeluarkannya.Maka isinya pun, lembaran lebih banyak kekosongan.

Sehingga apa aku tak lagi ingin muntah kata?. Atau aku lebih banyak menelan kata hingga bagaimana cara menuangkan telah lupa. Memberi nyala pada lembaran kini hanya debu yang bertaburan.

Seolah begitu kering kerontang. Aku besuara dalam diam dalam kata sepertinya tak terdengar oleh ku sendiri. Karena aku terlalu lupa untuk memberi gores.

Apa mungkin, sedikit lebih gila dari biasanya?

Seperitinya sore tak lebih indah, malam aku tak peduli,senyum terserahlah, burung emprit silahkan terbang dan aku tak peduli.
Apa mungkin ini yang dinamakan bosan….  Ini yang di namakan penat?

Begitu membakar jiwa……

Lalu butitan apa yang perlu ku masukkan dalam diri biar memberitahukan pada semua untuk membuang satu kata dalam diri yang begitu meracuni. Satu kata yang mematikan banyak ma’na. satu kata yang membuat mata kubuta, dengar ku tuli, dan satu kata yang membuat kataku tak ada lagi yang tercekat hingga tak perlu berusaha menggoreskannya.

“Bosan”
Maka cukup membuat ku lumpuh untuk membuat banyak heran.

Apa ketika setiap sendi-sendi mengatakan “ Sekarang akubosan pada bosan!!!!!!”   kata itu bisa hancur lebur?
Atau sebaiknya aku meni’matinya sebagai keterbalikan tidak bosan.   Seperti halnya “kita tidak akan merasakan enaknya sehat kalau tak pernah rasakan sakit”?

Oh APA?
OH Aku kan coba? Melihat dan mendengar Dan ber kata dengan nada bosan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...