Minggu, 06 April 2014
Jeritan dalam
Apa akan ada jeritan malam, dibalik kelumpuhan mulut yang bisu.
Tampaknya hanya kosong sunyi, tapi sepinya ada jeritan yang tak dapat di dengar dengan telinga. Tapi bila merasuk di jiwa maka bisingnya bisa menghancurkan.
kerapuhan kah yang dialami. Tapi matanya tak memperlihatkan sepi, atau kekacauan.... Entahlah.... "wajah banyak bersandiwara"
Dengan wajahnya iya bisa bohongi manusia tentang keadaannya, tapi bagian-bagian dirinya tak perlu penjelasan, maka sudah memahami hanya dengan merasakan.
Andaikan aku bagian-bagian kecil dari setiap manusia, mungkinkah aku bisa memahami setiap jeritan yang tak terdengar itu tanpa suatu kata?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
senang bertengkar denganmu
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari koma...
-
Terlalu sayang juga berbahaya (keluarga, anak, kekasih, sahabat), bisa buta pada keadilan. "Apa karena terlalu sayang, mau melumpuhka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar