Rabu, 02 April 2014

Angin

Angin, kau datang di saat yang tepat.
singgasana hati sedang banyak mencicipi kedataran. Hasrat terbawa raungan datar bosan, meski hanya pendaman yang belum sempat terbisikkan. Dan sepertinya tak perlu di bisikkan.

kau hadir, menerpa, dengan sebilah kilat menyambar tanpa suara. Deru mengencang, membuat hati kian mendebar. Bahkan lampu yang menyala, kehilangan cahayanya...

tambatku bukan takut kehadiranmu, tapi ku seolah menyungkurkan hati ke lantai, bahwa ku terhenyak, betapa lemahnya para manusia. SEkali ketiban atap, maka rusak rubuhnya, bahkan bisa kehilangan jiwa.

malam ku di madrasah.

aku melihat mereka tanpa wajah-wajahnya. Berlalu lalang baju-baju putih dan warna-warni mereka, diiringi suara-suara bising seperti lebah sebab menatap angin yang menari kencang,.....

kita seolah sama rata....
"Mana perempuan, mana lelaki" wajah kalian hilang di cat kegelapan

kita semua sama dalam pandangan-Nya

Angin kau nasehati kedataran rasa ini....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...