Angin, kau datang di saat yang tepat.
singgasana hati sedang banyak mencicipi kedataran. Hasrat terbawa
raungan datar bosan, meski hanya pendaman yang belum sempat terbisikkan.
Dan sepertinya tak perlu di bisikkan.
kau hadir, menerpa,
dengan sebilah kilat menyambar tanpa suara. Deru mengencang, membuat
hati kian mendebar. Bahkan lampu yang menyala, kehilangan cahayanya...
tambatku bukan takut kehadiranmu,
tapi ku seolah menyungkurkan hati ke lantai, bahwa ku terhenyak, betapa
lemahnya para manusia. SEkali ketiban atap, maka rusak rubuhnya, bahkan
bisa kehilangan jiwa.
malam ku di madrasah.
aku
melihat mereka tanpa wajah-wajahnya. Berlalu lalang baju-baju putih dan
warna-warni mereka, diiringi suara-suara bising seperti lebah sebab
menatap angin yang menari kencang,.....
kita seolah sama rata....
"Mana perempuan, mana lelaki" wajah kalian hilang di cat kegelapan
kita semua sama dalam pandangan-Nya
Angin kau nasehati kedataran rasa ini....
Rabu, 02 April 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
senang bertengkar denganmu
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari koma...
-
Terlalu sayang juga berbahaya (keluarga, anak, kekasih, sahabat), bisa buta pada keadilan. "Apa karena terlalu sayang, mau melumpuhka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar