Belajar, menghargai waktu yang bergulir. Menghargai situasi
yang terberikan. Walau bila di terka warnanya kelabu, atau full color atau
warna apapun tetap perlu ada penghargaan.
Memang, warna-warni mereka monoton di sepanang zaman silih
bergantinya. Namun corak keterjadiaan situasi yang di situasikan memberi celah ma’na dan arti yang berbeda.
Hingga bila diri benar-benar mencermati sebuah situasi. Maka
kau kan lihat , bahwa sebuah situasi bisa mengubah seseorang, menjadi jauh lebih baik atau mungkin buruk.
Tergantung siapa yang menggunakan situasi tersebut seperti
apa.
Pernahkah kau mendengar, ada emas yang bersembunyi di
balik sebuah situasi? Tentu saja belum,
tapi disini seolah-seolah menjadi pernah mendengarnya.
Emas adalah hal yang terkait
dengan sesuatu yang sangat berharga.
Situasi akan menjadi selalu berharga bila berhasil menemukan ketersembunyiannya.
Emas bersembunyi di balik diri kita sendiri. Bagaimana diri
membuka hati untuk menimatinya dan mensadari bahwa setiap situasi yang di temui
akan selalu dan selalu berbeda walau kecil. Dan meski orang yang mengartikan
adalah deretan monoton sekalipun.
“Upacara ini selalu membentuk kotak
tak beraturan dalam duduk orang-orangnya. Asal tak saling menumpuk dan setiap
wajah terlihat bentuknya. Tak seperti upacara pada umumnya terjadi, yang harus
berdiri di keringkan matahari. Dan aku tidak selalu menduduki tempat yang sama
pada setiap pertemuan yang ada. Hingga
membawaku kepada kesadaran bahwa
ternyata aku memiliki kaki, naluri, fikiran dll, Untuk memilih tempat duduk
yang ku inginkan sendiri. Bahkan kedatanganku tak selalu sama dengan datangku
yang kamarin, bahkan mungkin besok. Proses di belakangnya tak kan jauh
membuntuti untuk mencipta sebuah penikmatan, untuk lalu di bawa pada
penghargaan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar