BIar suatu hari, bila sepasang mata ini membacai lagi , biar ia sadar, bahwa ia pernah lewati perjalanan ruang, waktu dan suasana itu.
Facebook
Semua jadi soal pilihan....
Maka itu diserahkan pada setiap diri. Terkadang seperti kutukan, harus memilih dan bertanggung jawab atas sesuatu yang dipilih.
Memilih untuk tidak memilihpun itu pilihan. dan darinya tak bisa lepas dari akibatnya.
Al Ghozali tak lagi hidup, Rumi dan orang yang telah meninggalkan bumi ini tak lagi hidup. Namun mereka telah mengakar dan serasa masih hidup. Di hati kita.
Memori ,jejak atau kenangannya yang menghidupkan jazad-jazad yang telah kembali di pangkuan Tuhan.
Tapi yang hidup sekalipun bisa mati…. Jika dia telah mengering dalam ingatan dan hati.
Maka itu diserahkan pada setiap diri. Terkadang seperti kutukan, harus memilih dan bertanggung jawab atas sesuatu yang dipilih.
Memilih untuk tidak memilihpun itu pilihan. dan darinya tak bisa lepas dari akibatnya.
Al Ghozali tak lagi hidup, Rumi dan orang yang telah meninggalkan bumi ini tak lagi hidup. Namun mereka telah mengakar dan serasa masih hidup. Di hati kita.
Memori ,jejak atau kenangannya yang menghidupkan jazad-jazad yang telah kembali di pangkuan Tuhan.
Tapi yang hidup sekalipun bisa mati…. Jika dia telah mengering dalam ingatan dan hati.
Kata Tuhan telah mati adalah mengeringnya keberadaan Tuhan dalam hati manusia.
Maka hati ini masihkah ada?
Maka hati ini masihkah ada?
bila
bahagia harus dengan kotak kecil ditanganya, mengghubungkan dengan
orang-orang jauh, atau dengan kotak yang agak lebih besar bisa melihat
orang beradu ekting atau menunggu ada yang lain untuk diajak bicara dan
tertawa atau menuggu ada seseorang yang dicintai datang atau membuka
media sosial, tapi sepertinya dia tak perlu dengan semua itu hanya
untuk meraih satu kata "Bahagia". karena Tanah kosongpun, ia warnai
dengan imajinasinya.
"Berteman dengan dirinya sendiri"
"Berteman dengan dirinya sendiri"
Mungkin
memendamnya adalah keselamatan untuk hal keadilan. Tapi lebih selamat
lagi bila tak memendamnya karena tak ada yang harus dipendam. Tapi siapa
yang yang bisa menghindari?. meneguknya bukan pilihan namun bagai
dipilih untuk dipaksa menelannya. Orang bisa bahagia atas paksaan itu,
bisa juga kesakitan, bisa menjadi kekuatan tapi juga bisa membutakan
keadilan.
begitu juga kebencian. kita tahu, benci dan keadilan adalah suatu hal yang berbeda. Namun rasa terkadang mempengaruhi dalam hal mengambil keputusan.
SUlit..... tapi ini tantangan kehidupan..... "BIsakah tetap adil saat cinta atau benci berhinggap?" Membela yang benar walau orang itu dibenci, dan mensalahkan yang dicintai jika dia salah.....
begitu juga kebencian. kita tahu, benci dan keadilan adalah suatu hal yang berbeda. Namun rasa terkadang mempengaruhi dalam hal mengambil keputusan.
SUlit..... tapi ini tantangan kehidupan..... "BIsakah tetap adil saat cinta atau benci berhinggap?" Membela yang benar walau orang itu dibenci, dan mensalahkan yang dicintai jika dia salah.....
seperti diary. foto pun penanda waktu. Penghadirannya memberi rasa atas suasana setiap foto keterjadiannya.
bukan untuk disesali karena berlalu, bukan untuk kembali karena merindu tapi untuk mengecap rasa, pengertian, dan makna bahwa semua itu terada sebagai langkah perjalanan hidup.
bukan untuk disesali karena berlalu, bukan untuk kembali karena merindu tapi untuk mengecap rasa, pengertian, dan makna bahwa semua itu terada sebagai langkah perjalanan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar