Jumat, 18 Juli 2014

Kehilangan?

Cekat lidah ku terbata. Mencoba mengeja pada kata, tentang rintik-rintik yang gemetaran di kepala. Sambil berbisik minta tuk di keluarkan,tapi rangkaiannya tak sehalus air yang mengalir apa adanya.

Bila bicara tentang kehidupan, maka aku temu pada suatu detik terjerat rintik itu.

Dimana banyak suara yang begitu tak rapi disambarkanberbagai bentuk nada, suara, dan intonasi yang tercipta begitu berbeda.

Beberapa hari yang yang bagai bayang pernah terjadi, membuat kesan tindih begitu menjerat tusukan bisu yang dengan bahasa hati kan terdengar apa maksudnya.

Semua yang pernah terjadi terekam pada ejaan momenta, dimana waktu, ruang, nafas, alam,bergulirnya waktu, cerita, tawa, duka, haru,istimewa, spesial, jengkel, kemarahan, tersimpan pada gudang penyimpanan yang kini hanya tingggal kenangan.

Kusadari, bahwa kita selalu saja mengalami kehilangan, bertemudan mencoba meng ikhlaskan, walau beberapa kehilangan itu ada yang harusberulang kali menepuk dada karena isak yang terlalu dalam. Adapula kehilanganyang terlupa, bahkan ada, merasa kehilangan pun tak menjamah fikirannya, adak ehilangan, ya memang harus hilang.

Mungkinkah sejatinya hidup adalah kehilangan?, ataukansebenarnya itu kewajaran?

Setiap hari selalu kehilangan, selalu dan selalu. Tak harusberwujud manusia, alam, hewan, sedih, tawa, tapi juga kenangan, nafas, suara,seseorang, bahkan debu yang detik  kesembilan belas lalu telah terbang terbawaangin (semisalnya).

Rasanya sedih, menyadari bahwa kehidupan terus mengalamikehilangan, pertemuan dan bersiap tuk kehilangan kembali.

Ia terus ada sampai waktu bergulirnya pada setiap diri telah tercerabut dari akar jiwanya, maka mungkin  jawabannya adalah mengikhlaskan bila tak ingin terus menumpuk duka atas hilang yang tak pernah berhenti. Lalu mempersiapkan keikhlasan yang lain.

“Kehilangan adalah kewajaran, walau hanya kehilangan detik yang terisi diam dalam senyuman di hati yang tiada rupa pada kiasan wajah”

Bagai bangun dari mimpi yang terbangun tepat sebelum bersiap untuk kehilangan yang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...