sambil bernafas, terbersit kata. Dengan rampasan tak bernyala pada sebuah tujuan. kepergok di jalan hanya bagai kediaman hanya kediaman. Sampai mata pada si manusia berhasil mencuri satu momenta yang menjebaknya pada triakannya tak bernada. Tak berkuasa, tak berbentuk, tak berbicara tapi bagai belai angin yang berasa tajam. TApi sambil mengendap-ngendap minta ijin untuk tetap tertahan, sampai waktu yang tak tahu menahu.
Kadang kala ia merampas keadilan. Sampai tak menahu bolehkan tertahan, walau ia tak angkat kaki.
"Semoga keadilan tetap pada tempatnya, sambil bertahan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar