Kamis, 24 Juli 2014
Terulang
Mencoba berulang kali membohongi diri Tapi tak dapat tersangkal bahwa ketenggelaman semakin tak dapat dijangkau.
panah yang merobek sekujur sukma mengalir sudah darahnya hingga terbawa pada seluruh jiwa dan raga hingga setiap alirnya begitu berasa perihnya.
tergeletak kata yang ku jadikan penghalang untuk menepis nya " tak pernah menanam maka tak kan kehilangan"
hanya saja bukan kehendakku, panah itu tertanam sendiri. Mempupuki sendiri hingga tumbuh segar bersemayam, sambil mencai maki rasanya, hingga terberikan rasa cekik yang mendalam dan sering kali terulang. Hingga kehilangan kan tendengar rasanya pada suatu waktu yang kadang kala tertebak dan tak tertebak waktunya.
maka tak benar-benar ku mengerti...... mengapa? dan mengapa?
tapi, sekuat apapun rasa ini, maka tak ku jerat induk panah itu. Biar ia bebas......"kemana saja" , walau seandainya ia telah lupa bahwa panah itu pernah tertinggal di sini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
senang bertengkar denganmu
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari koma...
-
Terlalu sayang juga berbahaya (keluarga, anak, kekasih, sahabat), bisa buta pada keadilan. "Apa karena terlalu sayang, mau melumpuhka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar