bertuay tanya
hayal
jejak
harapan dan hilang
aku akan mengetuk waktu.
bisakah waktu terulang?
tentu tidak.
"Waktu tak kenal tawa atau luka, ia hempas bagai angin saja"
bongkah itu singgah terlama dalam kebisuan di banding bongkahan lainnya
"Se gila ini?"
Tapi,
apakah ini ber arti?
semua hanya bisu. itu yang selalu kumengerti
jika kata membuat seseorang saling memahami
kata pula bisa bersebrang dan bergitu berjarak dengan arti .
jika waktu benar kembali ?
aku tetap kan membisu dalam bongkahan dan lebih rapat menutup bahkan mungkin dari kata-kataku sendiri dalam udara yang segar
sehingga tak perlu ada yg tertusuk jika itu ber arti
jika maaf adalah penghilang benci
maaf jika bongkahan ini pernah sampai di telinga pendengar yang bisa memahami
kupamit,nadaku tegas, meski bongkah kadang masih menetes di deru darah yang kelam
menurut orang, itu permainan
namun menurutku adalah warna yang indah,pula mengalun dalam derap waktuku dari karya cipta agung. “terima kasih”
Tak pernah kupilih warna apa, hiduppun aku tak memilih hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar