Kamis, 25 Mei 2017

sebuah bongkah

jika sebuah bongkah tersimpan dalam alun dingin yang menggigil.
bertuay tanya
hayal
jejak
harapan dan hilang

aku akan mengetuk waktu.
bisakah waktu terulang?
tentu tidak.
"Waktu tak kenal tawa atau luka, ia hempas bagai angin saja"

bongkah itu singgah terlama dalam kebisuan di banding bongkahan lainnya
"Se gila ini?"
Tapi,

apakah ini ber arti?

semua hanya bisu. itu yang selalu kumengerti

jika kata membuat seseorang saling memahami
 kata pula bisa bersebrang dan bergitu berjarak dengan arti .

jika waktu benar kembali ?
 aku tetap kan membisu dalam bongkahan dan lebih rapat menutup bahkan mungkin dari kata-kataku sendiri dalam udara yang segar

sehingga tak perlu ada yg tertusuk jika itu ber arti

jika maaf adalah penghilang benci
maaf jika bongkahan ini pernah sampai di telinga pendengar yang bisa memahami
kupamit,nadaku tegas, meski bongkah  kadang masih menetes di deru darah yang kelam
menurut orang, itu permainan
namun menurutku adalah warna yang indah,pula mengalun dalam derap waktuku dari karya cipta agung. “terima kasih”
Tak pernah kupilih warna apa, hiduppun aku tak memilih hidup





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...