Senin, 01 Mei 2017

Cantrik ing Ngumboro Part 2


Jujur kurasakan. Asek-asek.
Saat menatap Beliau Romo yai, ada sebuah ketenangan sikap. Cara beliau melangkah, menatap, tersenyum. Seolah kerahasiaan-kerahasian hidup banyak telah beliau lewati dan ketahui .
Dan ketika ku betukar kata dengan kawanku dari lampung. Dia juga berpedapat seperti itu kiranya. Melihat tujuan atau alasannya mengapa memilih jalan seperti yang kupilih.
Sampai-sampai setiap pembahasan dari kajian-kajian beliau seperti memberi nafas lega dalam setiap deru penat. Walau terkadang harus kuteteskan air mata.kenapa pas sekali dengan pertanyaanku dalam kesunyian yang menggelisahkan setiap hari dan waktu.
Bahkan hal-hal kecil yang mengkacaukan pikiranku dan rasanya tak perlu terbahas ternyata ada jawabannya. Dan setelah itu baru kusadari , sekecil apapun patut untuk di bahas.
“Jangan sepelekan hal-hal kecil”
Kalau ditarik dalam suatu ibadah kepada Tuhan, atau persembahan. Dalam ilmu agama mengatakan. Untuk tak mengabaikan hal-hal kecil.
“Rak reti ibadah seng di seng di terimo” Tutur beliau.
Seperti cerita perempuan pelacur yang masuk surga hanya karena dia memberi minum anjing yang kehausan.
Tentang bersikap kepada para pembenci kita. Balas mereka dengan kebaikan. Itu akan membuat mereka malu.
Cemooh, para pembenci , penghina beliau sudah banyak. Namun justru memperlihatkan beliau adalah seorang yang baik. Dan dengan semua itu beliau tak membalas dengan kebencian pula. mungkin dengan do’a. melihat ketika ada santri nakal justru do’a-do’a kebaikan untuknya terselip.
Toh sepertinya membalas pembenci terkadang hanya akan menambah balasan benci dari pembenci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...