Apes atau patutnya disukuri, bahwa kempes sudah ban ontelku. Hanya saja
ketika kucoba isi dengan angin, hanya sebentar sudah kembali menipis
lagi. Tapi aku tak peduli. tetap kugayuhkan ontelku kemana-mana dengan
ban yang seperti itu. Meski terkadang berpasang-pasang mata melihat
sinis nan aneh ke arahku. munkin lebih tepatnya ke ban ku.Sekali lagi
aku masih tidak peduli ketika anak kecil dan beberapa orang tua dan muda
mengingatkanku atas kempesnya, aku masih menggayuhnya kemana-kemana
dengan kondisi seperti itu. Tapi dibalik kempesnya ada sensasi yang
kuraih darinya. Tentu lebih berat dari biasanya, tapi juga rasanya bisa
merasakan jalan, kerikil yang kulindas, dan itu unik sekali menurutku.
hahaha
Belum ada nama untuk ontelku yang satu ini. Pemberian bapak yang sangat istimewa menurutku. Mungkin tidak terlalu mahal, dan keren dari yang lain. Tapi keihlasan dan rasa kasih beliau yang dengan segenap hati melihat kondisi anaknya yang suka berjalan sore nan jauh kala ngaji beliau belikan benda yang sangat kusukai itu.
"Jazakumulloh. MUngkin anak tolol ini nggak bisa balas apa-apa yang lebih baik , tapi semoga Allah membalasnya dengan hal-hal yang jauh lebih baik."
terkadangpula kuhujan-hujankan sepeda ini. Biar Air langit mensucikan dan memberishkannya.
Rabu, 07 Januari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
senang bertengkar denganmu
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari koma...
-
Terlalu sayang juga berbahaya (keluarga, anak, kekasih, sahabat), bisa buta pada keadilan. "Apa karena terlalu sayang, mau melumpuhka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar