Selasa, 06 Januari 2015

Januari 2015

Senyum itu. Tertuai diwajahnya, walau kunyana dalam jiwanya terkobar kegelisahan apa yang dihadapinya.


Wajahmu belum pernah kulihat, namun malam itu, sambil kantuk mencuri curi waktu, suri tauladanmu terdengar lewat jejak yang engkau tinggalkan. Bentk kisah sedikit pada jam yg semakin larut. semarang 2-1-2015


Sang musafir. Perempuan yang nyantai di emperan musolla, tak peduli waktu mengejarnya utk memburu2, tapi mereka tetap melangkah melewati ruang waktu. Perempuan singgan di keramaian ini bagai terasingkan walau dngan tampang konyol, mereka meburu tanya,senyum sampai perkenalan. Mula2 mereka seperti terjebak dalam keterasingan, tapi musolla, seperti warna warni untk mereka. Mereka wakil rasa mereka lewat kata,tawa, banyolan bodoh, anekdot.. Dan ekting penungguan khayali protes. Kini kakinya tak lagi mengnjak lantai keramik tapi seuntai kisahnya seperti terukir abtrac di setiap tapak yang mereka injaki di lekukan ruangnya. Kini mereka telah kembali ke tempat muasalnya "Salatiga iam coming". Semarang 3 januari 2015


oh... semua itu hanya kembang bibir saja. TApi pada masa nya kuterlelap pada anyaman singkat dan palsunya. Sampai kini ketika ku ingati itu, seperti lawakan konyol yang menggelikan. hahaha, tapi tak hanya tak stagnan, karena dibaliknya ada proses pemaknaan dan pemahaman.


Tutur kata yg manis nan lembut beliau bagai tamparan sinis dimulutku. Mencabik2 dengan sembilu di hatiku. Naarasi singkat dan sederhana tapi menusuk sekali. Beruntung langkahku ku tunda dalam kepergianku dari keramik yang kududuki. Karena Tamparan lembut ini sungguh indah sekali. 2 -1-2015


Bila soal warna terseragamkan maka kan timbul alergi pada warna lain.


12 jam ·
Bel baru, kaget baru, tawa baru. Haha, kelokor sudah penanda sekolah malam pada saat masuk, istirahat dan pulang. Bila biasa mendengar bel yang biasa di dengar, tak peduli suaranya senyaring apa melainkan segera utk berangkt melangkah, bernafas sambil mengendapkan makna, dan meraih sendal untk pulang. Namun bel baru ini seperti panggilan untk para tentara. Seolah jadi ingin lari terbirit2 dan ingin berkata "siap jendral' . Wkwkwk seru


12 jam ·
Malam telah mengupas siang, tiba saatnya perempuan2 itu pulang. Nyaringnya suara kodok yang beradu padu bersuara. Saling saut menyahut nyaring dalam pendengaran ketika mereka lewati ladang2 yg terisi air. Sawah yang tergenangi air terpantul sinar cahaya lampu jalan, bagai berjalan di tepian pantai yg tenang. Mereka tertawa, walau kadang pula, pura2 bersiap lari kalau2 yang bersuara kodok itu bukan sebenar2nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...