Selasa, 03 Februari 2015

“Pribadi tukang cilot”




kemarin guwe disuruh simbok beli cilot....   sore-sore yang menyapa. AH pas banget penjual cilotnya mempir di jalan dekat rumah gue. Pertama ada mas-masnya pesen, dia layani. lalu bapaknya pesen dilayani. Lalu gue, gue pesen tiga dilayani juga. Satu buat simbok, yang dua lain buat gue dan kakak gue. Gue minta kagak usah di kasih caos, penting kasih kecap sama sambel dan kuah. Kalo punya simbok dan mbk gue ada caosnya, lengkap dech. Seru banget nich….
Sendainya gue minta pake sambel doang, atau minta nggak usah pake plastic ( missal gue bawa makok dari rumah )  gue rada yakin pasti di layani.
Naah,,,,   dari situ gue tangkep sebuah kepribadian yang manis banget. Bahwa jadi orang itu kayak penjual cilot. Mendengarkan setiap orang. Karena setiap orang itu berbeda, pun cara menghadapi dan bersikappun beda pada setiap orang yang kita temui.
Sore ini, gue makan sama simbok gue dengan cilot ini. Ajib bener. Bukan seberapa mahal cilotnya tapi seberapa bisa menikmatinya dan mensukurinya. Di tambah we jangan kasat mata dan kata dari penjual cilot.
“Pribadi tukang cilot”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...