Jangan mencaci maki si tai.
Berandai, sekiranya tai itu ternyata diriku. Aku bahu dan dibuang, diabaykan. Ketika diinjak kaki manusia aku ditreriaki
"Asem, midak tai"kata manusia itu
"Woy salah siapa?" Teriak ku pada si pemilik kaki itu dengan diam. sedang dia tak pernah mendengarku.
Tapi manusia dengan kakinya itu tak peduli dan berjalan dengan tak merasa bersalah sedikitpun. Bahkan dari wajahnya terukir nada kata pada kerutan dahi nya "Aku tidak bersalah"
"Sudah memaki, tak mengerti kesalahannya sendiri" ucapku pasrah walau tubuhku telah terputus-putus dan sebagian tubuhku telah hilang terbawa kakinya.
Aku tidak pernah meminta diriku tercipta menjadi seperti ini.... "Kau injak aku tapi kau salahkan aku yang duduk di keramik ini. Kau marahi aku padahal engkaulah yang menginjakku" Kata ku Tai (mungkin)
Jumat, 27 Februari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
senang bertengkar denganmu
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari koma...
-
Terlalu sayang juga berbahaya (keluarga, anak, kekasih, sahabat), bisa buta pada keadilan. "Apa karena terlalu sayang, mau melumpuhka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar