Aku merakit senyum pada sebaris duka.
Diantara kemarauan ada barisan do'a semoga kian turun hujan.
BIar tanah meninggalkan jejak air mata awan .
Pipi inipun tak sekering tanah saat ini.
Ia dibahasai rintiknya bekas air mata.
Mana yang kan kutanami dan kusirami?
Tanahku biar cabe saja yang tumbuh
TApi perlahan kusemai canda tawa semangat untuk membangun senyuman di lekuk pipiku
Selasa, 11 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
senang bertengkar denganmu
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...
-
Di saat kesuntukan merajam. Menusuk-nusuk diri tanpa prihatin. Mati peduli, inginnya mengumbar kemarahan. Mulut susah berdiam dari koma...
-
Terlalu sayang juga berbahaya (keluarga, anak, kekasih, sahabat), bisa buta pada keadilan. "Apa karena terlalu sayang, mau melumpuhka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar