Selasa, 30 September 2014

duka



Aku jadi bingung mau menuang apa. Seperti nya kering kerontang menghisap air dermawan kata yang akan menjelma kalimat-kalimat kata.
Sedari hari-hari ku terbuai oleh kesedihan manja.
Ratapan-ratapan sinis saling berpacu menggugurkan semangat dalam laju hidup
Semat ngeri bertuturan untuk mentakut-takuti. Tak ku dengar ternyata tetap ku dengar. Tak ku hiraukan ternyata aku terlalu memaksa untuk memperhatikan.
Sadarku akan gejolak sedih itu memporak-porandakan seluruh jiwaku.
Ketenggelamannya membuatku mati rasa, mati sadar, dan jatuh pada titik hampa.
Keresahan acapkali menewaskan senyum yang bisa melayang untuk semesta.   

“Bila kematian baik untuk ku, maka matikanlah aku, namun bila kehidupan itu jauh lebih baik untuk ku maka hidupkanlah aku dan kuatkanlah jiwa rapuh ini”

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...