Sabtu, 23 November 2013

Ada ???

Ada dari tiada. Sesuatu ada karna sesuatu yang lain......begitu terus hingga yang ada hanyalah tiada.

yang ada mengapa ada?
apakah iya memilih untuk ada? emangnya ia bisa menentukan dirinya? yaqin iya bisa menciptakan dirinya?
jika ia menciptakan dirinya, maka ia butuh "diri" untuk bisa mencitakan dirinya?

I need.....  yang meng ada untuk ada.
BUt,  aku takut sekali.   "sepertinya jerami yang bertelekan tidur menghadap angkasa enak ya. ketika memang, tiada. "Sudah". selesailah dirinya.

AKu ini musafir. menelusuri jalan hidup ini hanya sekejap mata. Mengumpulkan buah-buahan untuk perbekalan jalan hidup setelahnya, yang tidak diketahui ukuran waktunya.

AKu musafir. Yang bertemu dengan musafir lain, di jalan. Pernahku, menjereat hatiku, hingga lengket bersama para musafir itu. Tapi toh, pada ahirnya kita berjalan sendiri-sendiri, dengan bayang-banyang kenangan saat kita bertemu.
 Pernahku iri pada mereka, pernahku membenci mereka, pernah ku mencintai mereka, Pernah ku sakiti mereka, pernah ku saling tolong denga mereka.DAn pernah ku tersenyum pada mereka. HIngga semua itu berlalu, hingga nantinya setiap musafir-musafir akan berjalan pada jalan yang telah dipilihnya sendiri.

Seolah hanya bayang sapa, lalu mengenang pada awang-awang kepala, lalu menangis ingin dikembalikan pada waktu yang berlalu.  ENtah hanya tersenyum saja atau minta maaf.
UNtuk pembelajaran saja " semoga ketika kita bertemu,  sambutku pada kamu musafir, degan tersenyum. BUkan sebagai permusuhan. Toh hanya sekejap kita bertemu. APakah tidak bisa sabar untuk meninggalkan kenangan yang baik?

Sabtu, 09 November 2013

"Tebar Pesona"



Mencoba mendekati masyakat. Langkah awal yang dilalui, bukan hanya bayang-banyang juga berbicara belaka tanpa ada aksi. Tapi terjun langsung ke lapangan, melihat langsung, menelusuri gang-gang kecil  Kemudian mensapai orang-orang sebagai bentuk interaksi dengan mereka.

Siapapun tak terkecuali anak balita. Bahkan sampai yang tua rentapun harus disambut dengan menyapa. Setidak-tidaknya hanya dengan senyum belaka. Bila aku kata, pendekatan ini yang ku beri nama “tebar pesona”. Dan hal ini biar menjadi langkah awal dalam mendekati mengenali juga memahami masyarakat.

 Walau menebar pesona dengan sapaannya, tetaplah coba amati mereka, lingkugan, obrolan.  Sebagai bentuk melatih kepekaan diri.

senang bertengkar denganmu

Pernahkah kau bertengkar? Apa kau menyesalinya? Dan bila itu terjadi padaku aku tak akan menyesalinya. Indahnya pagi setelah kutempuh malam ...