Apa yang kucari hingga ku pergoki
diriku sering terlena kesenangan duniawi yang tiada habisnya?
Apa yang kucari? Kesenangan ?,
hura-hura?
Bukan, bukan. Bukan itu maksudku!!
Hati ini parau, menjejaki
pertapakan yang menimbulkan birahi, kehampaan hati.
Bertautan mendung kala kancah
langit menebarkan pesona.
Buta terhadap warna-warni hanya
karena tangan menutupi mata.
Pegunungan yang begitu besarnya
dapat lenyap sekajap pandangan sebab tertutupi uang seribu yang bertelekan di
mata.
Aku sering menjatuhkan diriku dalam
malapetaka. Saat aku kehilangan kendali diriku.
Menyeruak amarah, ego, kebencian
Selaksa mensayat nadi pagoda
kesucian hati.
Bertautan emosi, hingga aku
menyesali diri.
Pengulangan membayangi ku. Ingin sekali
ku mengulang waktu hanya inginkan sebongkah penghargaan pada waktu yang telah
berlalu jauh.
Walau jauhnya hanya tida detik
waktu bergulir…
Ingin kembali untuk menghargai, toh
yang dapat dilakukan adalah jalan kedepan dengan menghargainya, agar berlalu
dengan tanpa ada goresan sesal.
“Setidaknya berusaha untuk hal itu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar